Menjaga
Lasiana Tetap menjadi Surga
Pantai
Lasiana. Terletak di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Atau, lebih tepatnya,
pinggiran Kota Kupang. Di Kelurahan Lasiana dengan jarak kira-kira 12 kilo
meter ke arah timur dari pusat kota. Biarpun di sisi kota, Pantai Lasiana sudah
menjadi frase yang tidak asing lagi di telinga hampir seluruh golongan
masyarakat Kota Kupang.
Wajar saja. Memang pantai ini
memiliki begitu banyak nilai estetika. Sehingga mampu memanjakan setiap
pengunjung. Oleh karena itu Pantai Lasiana berhasil masuk ke dalam daftar obyek
wisata yang wajib dituju dikala liburan bagi sebagian masyarakat Kupang.
Pantai Lasiana merupakan pantai yang
mampu menawarkan view kepada para
pelancong dan wisatawan. Letaknya yang unik
memungkinkan kita untuk dapat melihat sebagian dari pulau Timor. Yah,
meskipun dalam ukuran yang super kecil, ia masih tetap memiliki sensasi
tersendiri. Selain karena letaknya, ia juga mampu menyuguhkan sunset yang memanjakan mata diwaktu
senja. Hasilnya, terkadang ada sebagian pekerja kantoran yang menghabiskan
waktu senjanya di sini. Dan tentu saja dengan alasan klasik mereka. Untuk
melepaskan penat seusai kerja.
Disamping menawarkan view, ombak yang tidak begitu besar juga
memainkan peran penting dalam menarik pengunjung. Dengan ombak seperti ini,
pantai Lasiana mampu menciptakan rasa aman dikala berenang ataupun sekeder
bermain air. Ditunjang lagi dengan lautannya yang tak memiliki begitu banyak
bebatuan karang (berbeda dari pantai di sekitarnya yang memiliki banyak
karang). Membuat kita tidak akan begitu kesulitan untuk menyusuri tepi lautan
atau bermain air. Lasiana Beach juga
memilki hamparan pasir yang cukup luas. Sehingga terkadang di sore hari banyak
pemuda yang bermain sepak bola di pantai ini.
Juga layaknya pantai-pantai lain,
Pantai Lasiana juga memiliki banyak pepohonan khas pantai. Berupa pohon kelapa
dan pohon tuak (sebutan khas bagi
pohon lontar). Meski tak tersebar menyeluruh, tapi ada beberapa spot yang ditumbuhi pohon-pohon ini.
Yah, setidaknya mereka mampu memberi kita rasa nyaman. Meski berada di Kupang
yang juga terkenal dengan udara dan cuacanya yang begitu panas. Selain
pepohonan, Pantai Lasiana juga menawarkan buah kepala muda yang dijual oleh
masyarakat setempat.
Begitu banyaknya kelebihan, Dinas
Pariwisata Kota Kupang juga pernah menaruh perhatian terhadap pantai ini. Mulai
dari melakukan penarikan retribusi masuk, hingga dibangunnya
fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan wisata. Dari panggung, seluncuran,
lopo-lopo, MCK, dan juga tempat menjual makanan yang tentu saja dikelola oleh
masyarakat sekitar. Kini, tempat ini memiliki retribusi yang tidak bisa
dikatakan sedikit terhadap peningkatan ekonomi. Mulai dari membantu pembangunan
ekonomi warga setempat, hingga memberi tambahan pendapatan bagi daerah.
Namun entah kenapa, kini pemerintah
sudah tidak begitu mempedulikan keadaan, kebersihan pantai, serta fasilitas-fasilitas
yang telah dibangun. Sudah banyak fasilitas-fasilitas penunjang yang rusak.
Mulai dari pembatas ombak yag bolong di sana-sini, atap lopo-lopo dan panggung
yang tidak berbentuk lagi, ataupun perosotan anak-anak yang malah begitu
berbahaya. Dan sebenarya, ada banyak fasilitas yang sebenarnya sudah tidak
layak pakai lagi. Ditambah lagi kebersihan pantai yang begitu memprihatinkan,
sehingga terkadang mampu menimbulkan efek kumuh. Juga dihiasi lagi dengan
bangunan-bangunan yang telah roboh. Dan berkesan seperti reruntuhan-reruntuhan
kumuh bekas zaman pertengahan.
Pantai Lasiana yang sudah seperti
mascot, terkadang malah seperti menjadi aib
kota. Terlebih di musim penghujan January, keadaan pantai sedang berada dalam
kondisi yang parah-parahnya. Pantai Lasiana
yang sudah terlihat parah karena fasilitas-fasilitasnya yang kumuh, kini
“dipercantik” dengan aksesoris sampah disana-sini. Terlebih di bagian bibir
pantai. Sampah bahkan sampai menjorok ke laut dan terlihat seperti
sampah-sampah ini malah ikut membantu memperluas daratan Timor.
Pada
sebuah hari cerah di minggu kedua bulan Januari, kami (compass maparsta)
mengagendakan untuk membersihkan pantai Lasiana. Banyak persiapan dilakukan
untuk kegiatan ini. Mulai dari menyurvei lokasi, sampai membangun relasi dengan
pemerintah setempat. Karena pantai Lasiana berada dalam wewenang Dinas
Pariwisata Kota, maka kami bersurat ke sana. Hingga akhirnya beberapa orang
diutus untuk mewakili sang dinas. Namun entah kenapa, ketika hari
pelaksanaannya, tak ada satu orangpun dari dinas yang datang. Mengecewakan
memang. Akhirnya, karena keterbatasan orang, maka kami merubah tujuan utama
kami. Dari membersihkan pantai lasiana menjadi memberi teladan. Mencoba intuk
menginspirasi pihak-pihak lain untuk menjaga pantai. Meski tak seberapa, tapi
setidaknya kami berhasil sedikit merubah wajah pantai.
Kami
ternyata berhasil. Sebulan setelah pembersihan tersebut, beberapa anggota
komunitas melakukan perjalanan ke pantai Lasiana. Ternyata pantai sudah bebas
dari sampah. Entah pihak manakah yang menjadi penyelamat surga kupang ini.
Warga setempat, pemerintah, atau???
D_D CS
D_D CS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar